ditemani semilir angin yang mendesah
aku duduk diberanda depan rumah
dengan hati gelisah
menunggu ia yang pernah singgah
dihati yang terindah
kenapa hingga malam tiba
ia belum juga menyapa
benarkah ia kecewa
sampai berlalu tanpa sepatah kata
ataukah ia tak ingin memberi kesempatan
karena ingin menikmati kesendirian
ataukah ia telah bosan
menyulam kata tentang kebersamaan
hingga membiarkan aku sendirian
dalam pertanyaan...?
kini aku masih duduk setia dalam penantian
sambil menatap bintang dilangit yang bertebaran
kubuka lagi cerita yang tersimpan rapi dalam mozaik kenangan
dan lirik kudengar bisik sang angin malam
ada fatehah yang ia kirimkan
tenanglah alexa..., ia akan datang
membawa genggaman cinta yang pernah ia janjikan