Yuk langsung aja kita baca cerita kiriman dari seorang teman ini yang berjudul andai aku seorang kaya.
Nama ku Romi (bukan nama sebenarnya), aku adalah seorang yang telah berusia 24 tahun, dan kini aku cukup bahagia dengan seorang istri dan anak yang kumiliki. Awalnya kisah ku berjalan sangat indah. Tak ada yang membuatku merasa lebih bahagia daripada bersama mereka.
Hari-hari kulalui dengan mencari cara untuk membahagiakan mereka, memang aku bukan seorang yang serba berkecukupan, tapi dengan apa yang sudah kudapat aku sangat senang karena apa yang kulakukan disambut dengan senyum indah di wajah istriku. Namun, memang ini juga salahku, waktu ku lebih banyak kuhabiskan untuk mencari peluang, bahkan sering kali aku tidak pulang ke rumah karena harus terus mencari peluang dalam satu hari (24 jam) yang kujalani...
Akhirnya istri ku pun merasa bahwa apa yang kulakukan itu sia-sia!!!. Karena apa yang kudapat tidaklah seberapa. Memang kata-kata yang diucapkannya tidak langsung membahas masalah ini, tapi sering kali dia menyindir dengan kata-kata yang sedikit menyakiti hatiku.
Ketika itu aku pulang dari pekerjaanku yang hanya seorang pemimpi dan menjalankan karir di dunia yang kata orang tidak mungkin, aku pulang dalam keadaan lelah dan sudah bekerja lebih dari seharian. Memang aku tidak membawa seperpun uang di dompet ku yang bisa kuberikan untuk istri tercinta. Kata-katanya adalah "habisin aja uang itu terus!!!".
Aku tahu, istriku dulu adalah seorang berada, tapi kini keadannya berubah semenjak nikah denganku. Aku hanya bisa berharap, apa yang kulakukan ini adalah benar, karena aku hanya ingin membuat mereka bahagia. Setiap kali aku bekerja, aku selalu mengingat mereka untuk mengembalikan semangat ku.
Tapi jujur, hati ku kini benar-benar perih....dan sangat perih, ketika aku sedang ingin pergi mencari peluang yang selalu menjadi mimpiku. Aku sempat bertengkar kecil dengannya. Salahku juga, karena aku bersikap egois, tapi mataku seakan ingin menangis ketika mendengar "sudah ngabisin banyak uang, masih aja!!!!!"...katanya kepadaku dengan wajah yang terlihat benci, ketika aku sedang bersemangatnya ingin kembali bangkit dari ke putus asaan yang kurasakan. Aku tahu apa maksudnya, ia mungkin ingin memperjelas apa yang telah kulakukan selama ini hanyalah sebuah kebodohan belaka!!! dan hanya sebuah khayalan belaka!!!.
Apa istri ku sudah bosan dengan keadaan seperti ini, dan ditambah lagi seringkali dia melihat teman atau saudaranya menikmati hari dengan bahagia dan bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sementara dia hanya diam dan tak bisa berkata ketika teman-temannya menunjukkan kekayaan mereka.
Aku berkata dalam hati "andai aku adalah seorang yang kaya". Aku pastikan memenuhi semua yang mereka minta...semuanya. Sekarang aku hanya bisa memberikan sebuah harapan, tapi aku rela melakukan apa saja saat ini untuk membuatnya tersenyum, apapun...bahkan aku rela menukar hidupku ini untuk mereka jika Yang maha kuasa tak juga memberiku sebuah jalan, asal mereka tersenyum dengan kepergianku.
Maafkan aku yang tak sempurna, dan maafkan aku yang tak seperti yang kamu inginkan. Jika aku harus pergi, maka aku akan pergi asalkan kamu bahagia. Tapi aku akan selalu memberikan segenap cinta yang kumiliki ini untuk seorang yang paling kusayangi, yaitu kamu...